
Ini tanggapan Rudy mengenai kejadian yang menimpa Tjahjo kumolo
Kepergian Menteri Pemberdayaan Mesin Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Tjahjo Kumolo meninggalkan banyak kenangan bagi rekan-rekannya di Kota Solo. Ketua DPC PDIP Solo F.X Hadi Rudyatmo dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming merasa kehilangan politisi senior PDIP tersebut.
Di mata F.X. Hadi Rudyatmo, Tjahjo Kumolo adalah tokoh politik dan visinya sejalan dengan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri. Sehingga ia turut berduka cita atas almarhumah yang meninggal dunia di RS Abdi Waluyo Jakarta pada pukul 11:10 kemarin.
“Saya pribadi sangat merindukan orang-orang seperti dia. PDIP kehilangan kader-kader terbaik partai yang mental, visi dan misinya sesuai dengan Ketum kita. Pak Tjahjo tamu yang solid, dan orang yang paling dekat dengan ketua kita,” jelas pria yang akrab disapa Rudy, Jumat (1/7).
Sebagai politisi, Rudy melihat kesejajaran antara dirinya dan orang mati. Karena mereka memiliki prinsip, sikap dan komitmen kepada sekretaris jenderal. Komunikasi antara Rudy dan Tjahjo hampir dekat, seperti teman yang saling pengertian.
“Saya sangat dekat dengan Pak Tjahjo. Terakhir dia datang ke rumah saya pada 23 Mei, saat dia berkunjung ke Solo. Saat itu, saya menghubungi dia untuk bertemu di sana, tapi dia mampir ke rumah saya,” jelasnya .
Tjahjo Kumolo selalu mampir ke rumah Rudy saat berkunjung ke kota Bangawan. “Kebiasaan Pak Tjahjo kalau pulang, saya selalu minum kopi. Dia merokok cerutu dan kami ngobrol-ngobrol saja. Ya, seperti teman kopi buat saya,” ujarnya.
Rudy tahu dalam setiap geraknya bahwa Tjahjo Kumolo adalah orang yang sederhana. Bahkan dalam hal makanan yang dia pilih untuk dimakan, dia tidak pernah pilih-pilih. Itu sebabnya dia terkejut ketika dia mengetahui kematiannya.
“Saya selalu terkesan dengan singkatnya. Ketika dia menjadi menteri, dia tidak pernah meminta akomodasi dll. Saya tidak tahu dia sakit karena jika dia diminta makan, dia tidak pernah menolak,” katanya. .
Untuk memperingati wafatnya, DPC PDIP Solo akan menggelar doa sesuai agamanya masing-masing sebagai penghormatan khusus.
Walikota Surabaya Gibran Rakabuming Raka juga memiliki kenangan berinteraksi dengan orang mati. Ia mengabadikan potret sederhana Tjahjo Kumolo. Sebagai seorang perwira, ia masih terlibat dengan masyarakat.
“Sebelum saya terjun ke dunia politik, saya beberapa kali bertemu di warung soto. Beliau memiliki karakter yang sangat rendah hati. Terkejut ada menteri yang makan di warung soto. Setelah mengenalnya, saya menemukan bahwa dia sangat suka menjadi menteri. semacam warung makan sederhana,” kata Gibran kemarin.
Kebijakan pegawai honorer juga salah satu yang ditempuh Tjahjo Kumolo yang juga dinilai sangat dinamis. Pada 23 Mei, Tjahjo yang berkunjung ke Solo menasihatinya tentang masalah staf honorer di Kotamadya Suragada. (ves/sanggul/bendungan)
SOLO – Kepergian Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Tjahjo Kumolo meninggalkan banyak kenangan bagi rekan-rekannya di Kota Solo. Ketua DPC PDIP Solo F.X Hadi Rudyatmo dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming merasa kehilangan politisi senior PDIP tersebut.
Di mata F.X. Hadi Rudyatmo, Tjahjo Kumolo adalah tokoh politik dan visinya sejalan dengan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri. Sehingga ia turut berduka cita atas almarhumah yang meninggal dunia di RS Abdi Waluyo Jakarta pada pukul 11:10 kemarin.
“Saya pribadi sangat merindukan orang-orang seperti dia. PDIP kehilangan kader-kader terbaik partai yang mental, visi dan misinya sesuai dengan Ketum kita. Pak Tjahjo tamu yang solid, dan orang yang paling dekat dengan ketua kita,” jelas pria yang akrab disapa Rudy, Jumat (1/7).
Sebagai politisi, Rudy melihat kesejajaran antara dirinya dan orang mati. Karena mereka memiliki prinsip, sikap dan komitmen kepada sekretaris jenderal. Komunikasi antara Rudy dan Tjahjo hampir dekat, seperti teman yang saling pengertian.
“Saya sangat dekat dengan Pak Tjahjo. Terakhir dia datang ke rumah saya pada 23 Mei, saat dia berkunjung ke Solo. Saat itu, saya menghubungi dia untuk bertemu di sana, tapi dia mampir ke rumah saya,” jelasnya .
Tjahjo Kumolo selalu mampir ke rumah Rudy saat berkunjung ke kota Bangawan. “Kebiasaan Pak Tjahjo kalau pulang, saya selalu minum kopi. Dia merokok cerutu dan kami ngobrol-ngobrol saja. Ya, seperti teman kopi buat saya,” ujarnya.
Rudy tahu dalam setiap geraknya bahwa Tjahjo Kumolo adalah orang yang sederhana. Bahkan dalam hal makanan yang dia pilih untuk dimakan, dia tidak pernah pilih-pilih. Itu sebabnya dia terkejut ketika dia mengetahui kematiannya.
“Saya selalu terkesan dengan singkatnya. Ketika dia menjadi menteri, dia tidak pernah meminta akomodasi dll. Saya tidak tahu dia sakit karena jika dia diminta makan, dia tidak pernah menolak,” katanya. .
Untuk memperingati wafatnya, DPC PDIP Solo akan menggelar doa sesuai agamanya masing-masing sebagai penghormatan khusus.
Walikota Surabaya Gibran Rakabuming Raka juga memiliki kenangan berinteraksi dengan orang mati. Ia mengabadikan potret sederhana Tjahjo Kumolo. Sebagai seorang perwira, ia masih terlibat dengan masyarakat.
“Sebelum saya terjun ke dunia politik, saya beberapa kali bertemu di warung soto. Beliau memiliki karakter yang sangat rendah hati. Terkejut ada menteri yang makan di warung soto. Setelah mengenalnya, saya menemukan bahwa dia sangat suka menjadi menteri. semacam warung makan sederhana,” kata Gibran kemarin.
Kebijakan pegawai honorer juga salah satu yang ditempuh Tjahjo Kumolo yang juga dinilai sangat dinamis. Pada 23 Mei, Tjahjo yang berkunjung ke Solo menasihatinya tentang masalah staf honorer di Kotamadya Suragada.